syarat-syarat
pemerhan sapi perah
Setiap peternak sapi perah dalam
melakukan pemerahan harus berupaya untuk mendapatkan hasil susu yang bersih dan
sehat. Oleh karena itu peternak ataupun petugas pemerah harus memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
- Pemeriksaan kesehatan sapi yang akan diperah
Semua sapi
yang akan diperah harus diperiksa kemungkinan adanya penyakit menular yang
berbahaya bagi para konsumen. Penyakit-penyakit tersebut antara lain: TBC,
Brucellosis, Mastitis.
TBC dan
Brucellosis berbahaya bagi konsumen karena termasuk penyakit zoonosis, yakni
penyakit yang dapat menular dari manusia kepada manusia dan dari manusia kepada
hewan. Sedangkan Mastitis membahayakan konsumen karena toxinnya yang terkandung
di dalam air susu yang terinfeksi. Oleh karena itu, air susu dari sapi yang
menderita Mastitis tidak boleh dikonsumsi.
- Kesehatan Petugas
Setiap
petugas pemerah ataupun yang akan berhubungan dengan proses pengolahan susu
harus dalam kondisi yang sehat dan bersih. Oleh karena itu, semua petugas yang
akan terjun di lapangan pemerahan ataupun pengolahan hasil susu perlu:
- Mencuci tangan dengan deterjen atau air sabun yang hangat hingga
bersih. Kemudian tangan dikeringkan dengan kain lap
- Kuku-kuku tangan yang panjang harus dipotong, sehingga tangan
menjadi bersih dan tidak melukai puting sapi.
- Kebersihan tempat dan peralatan yang akan
dipakai.
Kebersihan
tempat dan peralatan yang dipakai sangat mempengaruhi kebersihan dan kesehatan
air susu. Tempat dan peralatan yang kotor dan berbau busuk akan mencemari air
susu sehingga mempercepat proses pembusukan, air susu menjadi asam atau rusak.
Itulah sebabnya, tempat dan peralatan yang akan dipakai harus benar-benar
bersih dan higienis.
- Kebersihan Sapi
Sapi yang
akan diperah juga harus dalam keadaan bersih. Tempat dan peralatan yang bersih
akan percuma kalau sapi itu sendiri kotor. Semua kotoran yang melekat pada
tubuh sapi akan mengotori hasil susu. Air susu yang tercemar akan mudah rusak.
Hanya sapi-sapi yang bersihlah yang akan menghasilkan air susu yang sehat.
Itulah sebabnya, semua sapi yang akan diperah harus dimandikan terlebih dahulu,
paling tidak bagian-bagian tubuh tertentu seperti pada lipatan paha, ambing,
dan puting.
- Kebersihan kamar susu
Kamar tempat
penampungan susu harus bersih. Sebab, di dalam kamar ini susu akan diproses
lebih lanjut dan disimpan beberapa waktu. Kamar susu yang baik harus terletak
di suatu tempat yang terpisah dengan kandang. Oleh karena itu, kamar susu
tersebut harus selalu dalam keadaan bersih, terhindar dari lalat, jauh dari
timbunan sampah, ventilasi sempurna, dan drainase di sekitar baik.
- Pemerahan dilakukan dalam waktu tertentu
Walaupun
sapi bisa diperah lebih dari dua kali sehari pada setiap saat, namun pemerahan
yang baik adalah pada jadwal waktu pemerahan secara teratur, sehingga tidak
menimbulkan stres pada sapi yang diperah.
Apabila sapi
itu sehari diperah dua kali, pagi pada jam 5 dan sore pada jam 15, maka jadwal
tersebut harus dipertahankan. Dengan demikian sapi yang bersangkutan akhirnya
memiliki kebiasaan kapan ia harus dimandikan, kapan ia harus makan dan kapan
pula ia harus siap diperah
.
2. HAL-HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN DALAM PEMERAHAN
Persiapan pemerahan yang perlu
diperhatikan oleh para petugas antara lain adalah menenangkan sapi yang akan
diperah, membersihkan kandang, membersihkan bagian tubuh bagi sapi yang akan
diperah, mengikat sapi, pencucian tangan petugas dan upaya melicinkan puting.
- Menenangkan sapi
Dalam rangka
pemerahan, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah usaha menenangkan
sapi yang akan diperah supaya proses pemerahan dapat dilakukan dengan lancar.
Usaha untuk menenangkan sapi pada umumnya ditempuh dengan cara:
- Memberikan makanan penguat terlebih dahulu bagi sapi-sapi yang akan
diperah.
- Petugas mengadakan pendekatan dengan cara memegang-megang bagian
tubuh sapi
- Menghindarkan lingkungan kandang terjadi kegaduhan seperti adanya
sekelompok tamu masukke dalam kandang, atau berlalu-lalang di sekitar kandang,
suara-suara asing yang mengejutkan, dan lain sebagainya.
- Membersihkan kandang dan bagian tubuh sapi
Usaha
membersihkan kandang dan bagian tubuh sapi berkaitan erat dengan kebersihan dan
kesehatan hasil susu yang akan dipasarkan kepada para konsumen. Usaha
membersihkan tempat/kandang dan bagian-bagian tubuh sapi yang dapat mengotori
hasil pemerahan dapat dilakukan dengan cara:
- Mencuci lantai kandang dengan menyemprotkan air yang bertekanan
tinggi. Dengan cara demikian sisa-sisa makanan yang telah basi dan berbau
tercuci bersih, sehingga susu tidak tercemari oleh kotran yang berada di dalam
kandang.
- Apabila menjelang pemerahan sapi belum sempat dimandikan, maka
kotoran yang melekat pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti pada lipatan
paha, ambing, dan puting dicuci terlebih dahulu.
- Mencuci ambing dan puting dengan air hanga tdan desinfektan; ambing
digosok dengan spon, kemudian dikeringkan dengan kain lap yang lunak. Pada saat
itu ambing sedikit dimasase pelan-pelan. Pencucian ambing dengan air hangat dan
desinfektan ini ialah untuk menjaga kebersihan air susu dan mengurangi
pencemaran. Sedangkan dilakukan masase adalah untuk merangsang keluarnya air
susu.
- Setelah puting dikeringkan dengan kain satu per satu, kemudian satu
atau dua pancaran perahan awal (stripping) dari setiap puting dibuang atau
ditampung di tempat tertentu untuk pengamanan. Air susu hasil stripping itu
kotor, maka tidak boleh dicampur dengan hasil susu perahan berikutnya yang
bersih. Sehabis dilakukan pemerahan saluran susu pada puting selalu terbuka,
maka harus diusahakan agar tidak kemasukan kotoran ataupun bakteri.
Sebagian
hasil stripping juga dapat ditampung di kertas hitam atau cawan untuk
pemeriksaan adanya bakteri dan kotoran. Jika susu tadi terdapat gumpalan, darah
atau suatu kelainan, dapat dipastikan bahwa susu hasil perahan tersebut kena
infeksi mastitis. Hasil perahan yang terkena infeksi mastitis tidak boleh
dicampur dengan air susu lainnya yang sehat. Sebab, air susu yang kena infeksi
mastitis tidak boleh dikonsumsi.
- Mengikat sapi
Sapi yang
akan diperah diikat dengan tali yhang pendek di suatu tempat yang sudah
dipersiapkan. Tujuan pengikatan sapi ini adalah agar sapi tidak berontak.
Disamping
sapi itu diikat, kaki belakang dan ekornya pun perlu diikat pula, terutama
sapi-sapi yang nakal, suka berontak atau menyepak. Sedangkan pengikatan ekor
dimaksudkan agar sapi tidak mengibas-ngibaskan ekornya sehingga mengotori air
susu dalam ember. Caranya ialah ujung ekor diikat dengan salah satu kaki
belakang. Dan apabila petugas memerah di sebelah kanan, maka pengikatan ekor
berada di sebelah kiri.
- Mencuci tangan
Semua
petugas yang akan melaksanakan pemerahan harus mencuci tangan terlebih dahulu
dengan air bersih agar air susu hasil perahan sehat dan bersih, tidak tercemar
oleh kotoran dari tangan pemerah. Menurut Prof. Dr. Soewarno T. Soekarno, pada
telapak tangan manusia ada ribuan hingga puluhan ribu mikroorganisme per cm2.
Pencucian tangan hendaknya menggunakan air hangat yang bersih, menggunakan
sabun dan desinfektan. Kemudian dikeringkan dengan kain lap dan tangan diolesi
dengan minyak kelapa, agar pemerahan dapat lebih lembut, sapi tidak merasa
sakit.
- Melicinkan puting
Puting dari
sapi yang akan diperah perlu diolesi minyak kelapa atau vaselin agar menjadi
licin sehingga memudahkan proses pemerahan dan sapi tidak merasakan sakit. Jika
puting licin dan tangan petugas pun lembut karena diolesi minyak, maka sapi
yang diperah tidak akan berontak, terutama bagi sapi yang baru pertama kali
berproduksi.
- Merangsang keluarnya air susu melalui pedet dan
pemerahan bertahap
Khusus bagi
sapi-sapi yang baru pertama kali berproduksi kadang-kadang masih sulit diperah.
Jika petugas menghadapi kasus smacam itu dapat dicoba dengan cara:
- Menyusukan pedet pada induk yang akan diperah sebagai langkah awal
pemerahan, sehingga proses pemerahan selanjutnya dapat dilaksanakan secara
lancar
- Melakukan pemerahan bertahap, yakni sapi diperah sedikit demi
sedikit. Dengan demikian sapi menjadi terbiasa untuk diperah. Bagi sapi-sapi
yang telah terbiasa diperah jika didekati tenang dan siap untuk diperah.
Tahap- tahap
persiapan pemerahan ini, lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar 28
- Perlengkapan dan peralatan
Sebelum
melaksanakan pemerahan, petugas harus mempersiapkan perlengkapan dan peralatan
yang diperlukan terlebih dahulu. Perlengkapan dan peralatan tersebut antara
lain: ember tempat pemerahan, tali pengikat kaki, tali pengikat ekor (jika hal
ini diperlukan),milk-can untuk menmpung air susu, dan kain bersih untuk
menyaring susu terhadap kotoran dan bulu sapi pada saat susu dituangkan ke
dalam milk-can.
Semua alat
yang digunakan sebelum dan sesudah dipakai harus selalu dalam keadaan bersih
atau steril. Agar semua peralatan yang dipakai menjadi steril, alat-alat
ersebut harus dicucihmakan dengan cara merendam dalam larutan desinfektan, lalu
dicuci dengan air, selanjutnya dibilas dengan air panas dan dijemur.
3. TEKNIK PEMERAHAN
Di beberapa negara maju teknik
pemerahan susu dilakukan dengan menggunakan mesin perah. Tetapi di
negara-negara berkembang seperti di negara kita ini, pemerahan pada umumnya
dilakukan secara alami, dikerjakan dengan menggunakan tangan.
Teknik pemerahan dengan tangan ini
dibedakan menjadi dua macam, yakni:
- Dengan cara memegang pangkal puting susu antara
ibu jari dan jari tengah. Caranya: kedua jari ditekankan serta sedikit
ditarik ke bawah, sehingga air susu terpancar mengalir ke luar. Teknik
semacam ini dilaksanakan bagi sapi-sapi yang memiliki puting pendek.
- Menggunakan kelima jari. Cara kerja teknik ini
ialah: puting dipegang antara ibu jari dan keempat jari lainnya. Penekanan
dengan keempat jari tersebut diawali dari jari yang paling atas kemudian
diikuti oleh jari lain yang ada di bawahnya. Begitu seterusnya dengan cara
yang sama dan diulang-ulang sampai air susu yang ada di dalam ambing
memancar keluar, dan akhirnya seluruh susu yang berada di dalam ambing
kosong sama sekali.
Walaupun sapi dapat diperah beberapa
kali sehari namun pada umumnya hanya dilaksanakan dua kali sehari, yakni pagi
dan sore. Setiap proses pemerahan dilakukan dengan secepat mungkin, sebab
pemerahan yang terlalu lama akan menimbulkan efek yang kurang baik bagi sapi
yang diperah.
Awal pemerahan harus dilakukan
dengan hati-hati, lembut, dan pelan, kemudian dilanjutkan sedikit lebih cepat,
sehingga sapi yang diperah tidak terkejut atau takut.
4. MASA LAKTASI
Masa laktasi adalah masa sapi sedang
produksi. Sapi mulai berproduksi setelah melahirkan anak. Kira-kira setengah
jam setelah sapi itu melahirkan, produksi susu sudah keluar. Saat itulah
disebut masa laktasi dimulai. Namun, sampai dengan 4-5 hari yang pertama
produksi susu tersebut masih berupa colostrum yang tidak boleh dikonsumsi
manusia. Tetapi colostrum tersebut khusus untuk pedet, karena kandungan
zat-zatnya sangat sesuai untuk pertumbuhan dan kehidupan awal.
Masa laktasi dimulai sejak sapi itu
berproduksi sampai masa kering tiba. Dengan demikian, masa laktasi berlangsung
selama 10 bulan atau kurang lebih 305 hari, setelah dikurangi hari-hari untuk
memproduksi colostrum. Lebih jelasnya perhatikan skema pada halaman 96
Dengan demikian semasa laktasi yang
berlangsung 309 hari ini diawali dengan produksi colostrum 4-5 hari, sehingga
produksi susu biasa berlangsung 309 hari-4 = 305 hari. Akan tetapi produksi
seekor sapi pada umumnya diawali dengan volume yang relatif rendah, kemudian
sedikit meningkat naik sampai bulan kedua, dan mencapai puncaknya pada bulan
ketiga. Selanjutnya, setelah melewati bulan ketiga produksi mulai menurun
sampai masa kering. Menurunnya proudksi air susu dalam masa laktasi ini akan
diikuti dengan peningkatan kadar lemak di dalam air susu.
Dilihat dari segi produksi susu,
seekor sapi perah dapat dianggap mencapai kedewasaan produksi pada kira-kira
umur lima tahun. Antara periode umur 5-10 tahun, volume produksi susu dalam
suatu masa laktasi tidak banyak mengalami perbedaan yang mencolok. Pada periode
tersebut produksi tertinggi dicapai pada saat sapi telah mencapai umur 7-8
tahun.
5. MASA KERING (KERING KANDANG)
Masa kering ialah masa-masa dimana
sapi yang sedang berproduksi dihentikan pemerahannya untuk mengakhiri masa
laktasi. Sesudah sapi mengalami masa laktasi selama lebih kurang 10 bulan, sapi
dapat dihentikan pemerahannya untuk mempersiapkan masa produksi berikutnya.
Masa kering ini pada umumnya diupayakan berlangsung 1½ - 2 bulan. Masa kering
tersebut akan berakhir pada saat sapi yang bersangkutan melahirkan, karena
beberapa saat kemudian sapi yang melahirkan tadi akan mengeluarkan air susu
6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SELAMA MASA LAKTASI
Selama masa laktasi berlangsung,
baik produksi susu masa laktasi pertama dan selanjutnya sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain oleh: faktor genetis, makanan, dan tatalaksana,
yang satu sama lain saling mempengaruhi dan menunjang.
- Faktor genetis
Faktor
genetis ini bersifat individual, yang diturunkan oleh tetua (induk dan bapak)
kepada keturunannya. Faktor genetis ini juga bersifat baka, artinya sifat-sifat
baik atau buruk dari tetua akan diwariskan pada keturunan berikutnya dengan
sifat-sifat yang sama seperti sifat-sifat yang dimiliki oleh tetua. Faktor
genetis ini akan menentukan jumlah produksi dan mutu air susu selama laktasi
dengan komposisi zat makanan tertentu sesuai dengan yang dimiliki oleh kedua
induknya. Jika produksi susu induk dan pejantan jelek, maka dengan tatalaksana
dan makanan yang serba bagus pun tidak akan dapat memperbaiki produksi yang
jelek dari warisan kedua induknya.
- Makanan
Sapi-sapi
yang scara genetik baik akan memberikan produksi air susu yang baik pula. Akan
tetapi, jika makanan yang diberikan tidak memadai, baik dari segi jumlah maupun
mutu, maka untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup dan berproduksi akan dicukupi
dengan mengorbankan persediaan zat-zat makanan yang ada di dalam tubuh dengan
cara memobilisasikan zat-zat makanan yang tersimpan dalam jaringan tubuh
mereka.
- Tata laksana
Tatalaksana
yang baik dan sempurna merupakan salah satu upaya untuk mencapai kesuksesan
usaha ternak sapi perah. Mengandalkan faktor genetis melulu tidaklah menjamin
keberhasilan produksi. Sebab faktor genetis yang baik bukan jaminan terhadap
jumlah produksi. Faktor genetik yang baik harus didukung dengan tatalaksana
yang baik dan teratur. Tatalaksana pada masa laktasi yang perlu diperhatikan
antara lain: rangsangan pemerahan, pengaturan kering kandang, pencegahan
terhadap penyakit, frekuensi pemerahan, pengaturan kelahiran dan perkawinan
(service period dan calving interval).
Hasil Air
Susu
Susu sapi mengandung semua bahan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi yang dilahirkan. Susu juga sebagai
bahan minuman manusia yang sempurna, karena di dalamnya mengandung zat gizi
dalam perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak ada sissa yang
terbuang. Harga susu relatif lebih murah daripada bahan makanan lainnya dengan
nilai gizi yang sama. Air susu sebagai salah satu sumber protein hewani sangat
baik untuk kesehatan. Di samping itu, air susu sapi juga sangat baik untuk
pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu untuk mempertahankan sifat-sifat air susu
yang baik perlu pencegahan terhadap kerusakan kualitas air susu.
Air susu perah yang baik harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
- bebas dari bakteri patogen
- bebas dari zat-zat yang berbahaya atau toxin seperti insektisida
- tidak tercemar oleh debu, feces, dan kotoran lainnya.
- Memiliki susunan yang tidak menyimpang dari ketentuan Codex Air Susu
1914. Misalnya BJ air susu lebih tinggi dari 1.028, kadar lemak lebih dari 2,7%
- Memiliki cita rasa yang normal yakni khas rasa susu, manis, segar.
Untuk menjaga kualitas susu sampai
di tangan konsumen, maka Dinas Peternakan selalu melakukan pemeriksaan kualitas
air susu secara berkala. Pemeriksaan kualitas air susu tersebut terutama pada:
kadar lemak, protein, kebersihan air susu, uji berat jenis, uji alkohol, dan
lain-lain.
Sehubungan dengan produk air susu
ini, lebih lanjut akan dipelajari berbagai macam air susu, susunan air susu,
higiene air susu, dan sifat-sifat air susu.
Berbagai
macam air susu
Kita mengenal berbagai macam air
susu, yang satu sama lain konsentrasi zat-zat yang terkandung di dalamnya
berbeda-beda, sebab masing-masing sengaja diproses menurut tujuan yang berbeda
pula. Kita mengenal berbagai produk susu, antara lain: susu segar, whole milik,
susu skim, fortified milk, concentrated milk, dan susu kering.
- Susu segar
Susu segar
ialah air susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau ditambah apapun, yang
diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat secara kontinu sampai apuh.
Air susu
yang sudah direbus, air susu yang sudah dicampur gula, dicampur dengan hasil
pemerahan sebelumnya adalah bukan susu segar lagi. Demikian pula kalau air susu
tersebut berasal daris api yang tidak sehat,ambing kena mastitis misalnya maka
produk air susu tersebut tidak bisa dimasukkan kepada golongan susu segar. Air
susu sisa pemerahan beberapa jam sebelumnya pun bukan susu segar lagi.
Pemerahan yang tidak berlangsung secara terus menerus (kontinu) sampai apuh,
saluran air susu pada puting tetap terbuka, sehingga mudah kemasukan kotoran
atau terkontaminasi bakteri.
- Whole Milk
Whole milk:
Raw milk, fresh milk sebenarnya susu segar yang setidak-tidaknya memiliki
kandungan lemak 3,25 % dan bahan kering tiada lemak (solid non fat) 8,25%.
Whole milk
ini kemudian dipasturisasi dengan maksud untuk membinasakan bakteri yang
mendatangkan penyakit.
- Susu skim
Susu skim
adalah susu segar yang dikurangi lemaknya menjadi 0,1%, sehingga susu bawah
atau susu skim ini cocok untuk bayi.
- Fortified Milk
Fortified
milk adalah susu segar yang ditambahkan dengan vitamin-vitamin dan mineral.
Vitamin yang ditambahkan biasanya adalah vitamin D. Vitamin ini sangat penting
untuk pembentukan tulang pada bayi. Sedangkan air susu itu sendiri sudah kaya
akan unsur Ca dan P, maka tidak perlu ditambah unsur tersebut.
- Susu konsentrat
Susu
konsentrat adalah susu segar yang dipanaskan di tempat khusus dengan maksud
untuk mengurangi kadar air sehingga menjadi susu yang kental. Susu konsentrat
dapat diberdakan menjadi dua yakni:
1) Susu kental tanpa gula (unsweetened condensed milk, evaporated
milk)
Adalah air
susu segar yang sebagian airnya, yakni kurang lebih separuhnya telah diuapkan
di dalam ruang hampa pada suhu 125-130oF. Kemudian susu tersebut
dimasukkan ke dalam kaleng susu (can) tertutup dan disterilkan pada suhu 240oF
selama 15 menit.
2) Susu kental manis (sweetened condensed milk)
Adalah susu
segar yang langsung ditambah gula terlebih dahulu kemudian diuapkan seperti
pada susu kental tanpa gula. Kadar gula yang ditambahkan sebagai bahan pengawet
adalah 40% -44%, sedangkan kadar lemaknya minimal 8,5% dan bahan kering tanpa
lemak 28%. Susu kental ini tidak baik untuk bayi, karena kandungan lemaknya
tinggi.
Kedua jenis
susu kental ini dengan mudah dapat diperoleh di pasar-pasar, lebih-lebih susu
kental dengan gula seperti produk indomilk, frisian flag, dan lain sebagainya.
Susu konsentrat ini sudah dipasturisasi dalam keadaan homogen.
Untuk
memperoleh susu kental menjadi susu yang siap dikonsumsi diperlukan tambahan
air sebanyak dua kali lipat dari susu kental. Atau dengan kata lain
perbandingan antara susu kental dan air adalah 1:2. Dengan cara ini akan
diperoleh susu cair yang nilainya sama dengan susu segar.
- Susu kering (susu tepung)
Susu tepung
meliputi susu tepung whole (whole milk) dan susu skim tepung. Susu whole tepung
adalah susu segar yang semua airnya diuapkan sehingga tinggal tepung saja,
kadar airnya tinggal 2%. Sedangkan susu skim tepung adalah hasil dari susu
segar yang kadar lemaknya telah dikurangi tinggal 0,1% dan airnya diuapkan
hingga tinggal 3%. Karena susu skim tepung ini kandungan proteinnya tinggi dan
kadar lemaknya rendah, maka susu tersebut cocok untuk bayi atau anak-anak yang
sedang tumbuh.
Perkandangan
Sapi perah harus selalu diawasi dan
dilindungi dari aspek-aspek lingkungan yang sekiranya merugikan. Termasuk
aspek-aspek lingkungan yang merugikan sapi perah antara lain: angin kencang,
terik matahari, air hujan, suhu udara malam hari yang dingin, gangguan binatang
buas, dan pencuri. Oleh karena itu, peternak sapi dituntut untuk menyediakan
bangunan kandang yang dpat mengamankan sapi terhadap kondisi lingungan yang
kurang menguntungkan. Di samping bangunan kandang ini memberi jaminan terhadap
kesehatan dan kenyamanan hidup sapi, kandang juga sangat menunjang tatalaksana.
Tanpa kandang peternak sangat sulit melakukan kontrol, pemberian makanan,
pengawasan, memerah, memandikan, mengumpulkan kotoran, usaha higienisasi, dan
sebagainya.
Meningat bahwa kandang sangat
menunjang kenyamanan, keamanan, kesehatan ternak, dan mempermudah tata laksana,
maka semua bangunan kandang baik bentuk maupun konstruksinya perlu dipersiapkan
dan dipikirkan sungguh-sungguh seingga dari segi teknis memenuhi persyaratan.
1. Syarat-syarat kandang
Bangunan kandang harus memberikan
jaminan hidup yang sehat, nyaman bagi sapi dan tidak menimbulkan kesulitan
dalam pelaksanaan tata laksana. Oleh karena itu, konstruksi, bentuk, macam
kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna, dinding, atap, lantai,
tempat pakan, tempat air minum, drainase, dan bak penampungan kotoran.
- Ventilasi
Ventilasi
harus berfungsi dengan baik sehingga keluar masuknya udara dari dalam dan luar
kandang berjalan sempurna. Pengaturan ventilasi yang sempurna berarti
memperlancar pergantian udara di dalam kandang yang kontor dengan udara yang
bersih dari luar. Jika ventilasi sempurna, maka ruangan kandang tidak akan
pengap, lembab, kotor, berdebu, berbau, dan panas. Pengaturan ventilasi yang
baik merupakan kunci dalam menciptakan kondisi ruangan kandang yang sehat.
Ventilasi kandang untuk sapi perah di daerah tropis cukup ventilasi alami, yang
pengadaannya erat sekali dengan perlengkapan dinding terbuka atau semi terbuka.
- Dinding
Dibedakan
antara dinding pembatas sekeliling kandang dan dinding penyekat. Bagi sapi-sapi
yang dipelihara secara intensif pada umumnya selalu dipakai suatu konstruksi
dinding pembatas di sekelilingnya dan dinding penyekat yang memisahkan sapi
yang satu dengan yang lain.
a) Dinding pembatas sekeliling kandang
Batas di
sekeliling kandang dapat dilengkapi dengan dinding atau tanpa dinding (dinding
terbuka), tergantung dari kondisi iklim setempat. Tempat yang selalu bertiup
angin langsung ke dalam kandang, maka batas di sekeliling kandang lebih baik
dilengkapi dengan dinding. Dinding untuk kandang sapi perah pada umumnya
dibangun setinggi 1,5 meter, atau di atas punggung sapi. Bangunan dinding
semacam ini disebut dinding semi terbuka. Konstruksi bangunan dinding semi
terbuka, ataupun yang terbuka sangat menguntungkan, karena dapat:
- Memberi jaminan bagi kelancaran pergantian udara di dalam kandang
- Memberi kesempatan masuknya cahaya matahari, terutama cahaya
matahari pagi.
Sinar pagi
Masuknya
cahaya matahari di pagi hari ke dalam ruangan kandang sangat penting, sebab
sinar pagi sifatnya tidak menggigit kulit ternak karena belum begitu panas.
Sinar pagi tersebut, khususnya sinar ultraviolet, sangat menunjang pembasmian
kuman. Di samping itu, cahaya matahari pagi juga sangat membantu proses
pembentukan vitamin D di dalam tubuh ternak, serta mempercepat proses
pengeringan laintai yang basah setelah lantai dibersihkan dengan air, dicuci
ataupun karena sapi-sapi habis dimandikan. Dengan demikian lantai akan cepat
kering.
b) Dinding penyekat
Pengaturan
ukuran kandang yang tidak melebihi kapasitas akan dapat menjamin kesehatan dan
kenyamanan sapi. Sebagai pedoman ukuran luas untuk seekor sapi perah dewasa
ialah 1,2 x 1,75 m2. Setiap ruangan bagi seekor sapi dewasa
sebaiknya diberi dinding penyekat untuk memisahkan sapi yang satu dengan yang
lain. Dinding penyekat ini dapat dibuat dari tembok, besi bulat (pipa air)
ataupun berasal dari bahan kayu dan bambu. Dengan adanya dinding penyekat iini
dimaksudkan agar setiap sapi yang menghuni ruangan itu tidak terganggu satu
dengan yang lain, sehingga masing-masing merasa lebih aman. Dengan penyekatan
tersebut paling tidak dapat mengurangi atau menghalangi sapi-sapi yang sering
memiliki perangai agak nakal.
Ukuran
dinding penyekat dapat dibuat pada bagian depan yakni tempat ransum 1,25 meter,
belakang 0,75 meter. Lebih jelasnya perhatikan gambar 34.
- Atap
Atap
berfungsi untuk melindungi sapi dari terik matahari dan air hujan, juga
berfungsi untuk menjaga kehangatan sapi yang menghuni kandang pada malam hari,
serta menahan panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan. Tanpa atap kehangatan di
kandang di malam hari tidak akan terjamin, kondisi menjadi sangat dingin karena
sebagian panas dalam ruangan akan hilang ke atas pada malam hari.
Agar supaya
air hujan dapat meluncur di atas atap dengan lancar, maka konstruksi atap harus
dibuat miring. Sudut kemiringan atap diusahakan sekitar 30o, bagian
yang rendah mengarah ke belakang.
Ada berbagai
macam bahan pembuat atap yang dapat dipergunakan, seperti asbes, seng, genteng
ataupun bahan lain. Namun, atap dari genteng dirasa lebih baik, karena genteng
lebih awet, relatif murah, tidak banyak menyerap panas dan udara dari luar
dapat masuk melalui celah-celah.
Kandang yang
beratapkan seng akan mengakibatkan ruangan di dalam menjadi lebih panas pada
waktu siang hari, dan pada malam hari menjadi sangat dingin. Bahan yang lain
seperti daun kelapa ataupun rumbia harganya cukup murah, akan tetapi banyak
resiko karena mudah terbakar, tidak tahan lama dan mudah menjadi sarang tikus.
- Lantai
Lantai
sebagai tempat berpijak dan berbaring sapi sepanjang waktu harus benar-benar
memenuhi syarat: keras (dalam arti tahan injak), rata, tidak licin, tidak mudah
menjadi lembab. Lantai yang memenuhi syarat akan menjamin kehidupan sehingga
proses fisis biologis seperti memamah-biak, bernafas dan lain sebagainya akan
berjalan dengan normal. Lantai yang rata dan tidak tajam akan membuat sapi
dapat berdiri tegak, berbaring secara bebas, dan nyaman.
Lantai yang
kasar atau tajam dapat menimbulkan kulit menjadi lecet sehingga mudah dimasuki
organisme atau kuman ke dalam tubuh sapi. Sebaliknya, lantai yang licin dapat
menyebabkan sapi mudah tergelincir. Lantai yang selalu lembab dan becek dapat
mengganggu pernafasan sapi dan menjadi sarang kuman. Supaya air mudah mengalir
atau kering, lantai kandang harus diupayakan miring. Kemiringan lantai kandang
2-3 cm.
- Tempat makan dan tempat air minum
Tempat makan
dan tempat air minum merupakan perlengkapan kandang yang harus ada. Tempat
makandan tempat air minum dapat terbuat dari papan berbentuk kotak ataupunember
plastik. Kandang yang disekat-sekat dengan pembatas sebaiknya dilengkapi tempat
makan dan air minum dari beton semen secara individual. Masing-masing dibuat
dengan ukuran 80x50 cm2 untuk tempat makan dan 40x50 cm2 untuk
air minum
- Parit/Drainase
Agar air
pembersih kandang dan air untuk memandikan sapi mudah mengalir menuju ke bak
penampungan, maka lantai bagian belakang dan di sekeliling kandang harus
dilengkapi parit dengan ukuran lebar 20cm dan kedalaman 15 cm. Dengan adanya
parit, maka air pembersih lantai, air untuk memandikan sapi, air kencing, dan
sekaligus kotoran sapi mudah terkumpul di dalam bak penampungan kotoran.
- Letak bangunan kandang
Penempatan
bangunan kandang sapi hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan
sebagai penunjang kelangsungan usaha peternakan, baik ditinjau dari segi ternak
yang dipiara ataupun dari pihak peternak sendiri. Bagi peternak sendiri
bangunan kandang harus dapat memberikan keuntungan ekonomis yang lebih tinggi.
Sedangkan bagi ternak, bangunan kandang harus menjamin kesehatan. Faktor-faktor
ekonomis ini terutama menyangkut transportasi hasil produksi, penyediaan pakan
dan air, pengawasan faktor higienis. Oleh karena itu, untuk mempermudah,
menghemat tenaga, dan beaya pemasaran, kandang harus dibangun di lokasi yang
dekat pasar atau konsumen, sehingga ongkos transportasi dapat ditekan.
Untuk
kemudahan penyediaan pakan, kandang dapat dibangun di dekat areal pertamanan
rumput dan di daerah tersebut banyak diusahakan tanaman pangan yang
menghasilkan produk ikutan seperti katul, bungkil dan lain sebagainya. Kandang
harus dibangun dengan sumber air, sebab sapi perah memerlukan air untuk minum,
pembersih lantai, dan memandikan sapi.
Dekat dengan
petugas
Kandang yang
dibangun dekat petugas akan mempermudah dan memperlancar jalannya pengawasan
kesehatan, keamanan, dan tatalaksana.
Faktor
higiene
Faktor
higiene lingkungan sekitar sangat penting bagi sapi yang dipiara ataupun bagi
peternak. Oleh karena itu, untuk dapat memberi jaminan kesehatan pada sapi dan
lingkungan sekitar, higiene lingkungan perlu diindahkan. Peternak dalam
membangun kandang harus mengindahkan lingkungan yang bersih dan aman.
Mengingat
faktor higiene sangat penting, maka kandang harus dibangun dan ditempatkan:
- Jauh dari pemukiman penduduk
- Di tempat yang lebih tinggi dari sekitar, sehingga air tidak
menggenang di sekitar kandang
- Di tempat yang tidak terlalu tertutup oleh pepohonan yang rindang.
Sinar matahari dan sirkulasi udara dengan lancar masuk ke dalam ruangan
kandang. Di suatu daerah yang tertutup oleh pepohonan besar, kondisi ruangan
menjadi lembab, sehingga kondisi ruangan kurang sehat. Jika hendak ditanam
pepohonan, seharusnya agak jauh dengan bangunan kandang.
Kandang
untuk pedet sampai dengan umur satu bulan, harus dilengkapi tempat makan
individual, ventilasi sempurna, cahaya cukup, dan ruangan hangat. Agar lantai
kandang hangat perlu diberi tilam dari jerami atau papan atau bilah-bilah kayu
yang agak rapat. Jika pedet telah mencapai umur enam minggu alas lantai dapat
ditiadakan.
2. BERBAGAI MACAM KANDANG
Ditinjau dari fungsinya, kandang
sapi perah dapat dibedakan menjadi kandang: induk, pedet, pejantan, isolasi.
Masing-masingkandang tersebut memiliki ukuran dan konstruksi yang satu sama
lain beda.
- Kandang sapi induk
Kandang
untuk sapi induk dewasa, pada umumnya adalah kandang konvensional, sehingga
setiap induk akan memperoleh ruangan dengan ukuran yang sama, panjang 1,75
meter dan lebar 1,2 meter serta dilengkapi tempat makan dan minum,
masing-masing dengan ukuran 80x50 cm dan 50x40 cm. Pada kandang konvensional
ini setiap ruang dibatasi dinding penyekat berupa tembok, pipa air dan lain
sebagainya.
Kandang
untuk induk dewasa juga dapat dipakai untuk sapi-sapi dara.
- Kandang pedet
Konstruksi
kandang pedet berbeda dengan kandang sapi dewasa, terutama mengenai
perlengkapan dan ukuran luas kandang. Kandang pedet dapat dibedakan antara
kandang individual dan kelompok.
a) Kandang
pedet individual
Setiap ruangan kandang cukup
dipisahkan dengan sekat-sekat yang berasal dari bahan besi atau pipa-pipa
bulat, ataupun bambu dan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak
melukai kulit pedet; tinggi penyekat cukup 1 meter.
Keuntungan sekat semacam ini
dibadnignkan dengan sekat tembok ialah:
· Sirkulasi udara dalam ruangan lebih terjamin
· Sekat model ini pada suatu ketika mudah dilepas untuk memperlebar
ruangan jika pedet sudah meningkat besar.
Ukuran kandang individual untuk
pedet umur 0-4 minggu adalah 0,75 × 1,5 m2 dan umur
4-8 minggu 1,0 × 1,8 m2.
b) Kandang
pedet kelompok
Pedet yang sudah besar dapat
dimasukkan atau dipelihara dalam kandang kelompok yang juga dilengkapi dengan
tempat makan dan tempat minum secara individual sehingga mereka mendapatkan
makanan dan minuman secara merata, dan tidak terganggu satu sama lain. Pedoman
ukuran atau kapasitas kandang kelompok untuk pedet umur 4-8 minggu adalah 1 m2/ekor,
dan umur 8-12 minggu adalah 1,5 m2/ekor. Ketinggian dinding keliling
1 meter. Setiap kelompok sebaiknya tidak melebihi dari 4 ekor. Kelompok kecil
lebih baik daripada kelompok besar, karena dapat menekan penyebaran penyakit,
terutama scours.
- Kandang Pejantan
Sapi
pejantan pada umumnya dipelihara secara khusus, agar kondisinya selalu dalam keadaan
prima. Oleh karena itu, kandang untuk pejantan harus disediakan secara khusus,
dengan ukuran lebih luas daripada kandang induk dan konstruksinya lebih kuat.
Sedangkan perlengkapan lainnya sama dengan kandang induk.
- Kandang Isolasi
Kandang
isolasi adalah kandang yang khusus untuk sapi-sapi yang menderita sakit.
Kandang isolasi ini letaknya harus terpisah jauh dari kandang-kandang sapi yang
sehat. Tujuannya adalah agar infeksi penyakit yang diderita tidak mudah menular
pada kelompok sapi yang sehat, dan penderita sendiri tidak terganggu oleh
kelompok sapi yang sehat.
3. Tipe Kandang
Kandang sapi perah dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yakni:
a. Kandang
tipe tunggal
Konstruksi kandang tipe ini memiliki
bentuk atap tunggal atau terdiri satu baris kandang. Dengan demikian sapi yang
ditempatkan di kandang ini mengikuti bentuk atap yang hanya satu baris.
b. Kandang
tipe ganda
Konstruksi kandang tipe ini memiliki
bentuk atap ganda atau dua baris yang saling berhadapan. Sapi ditempatkan di
kandang tipe ini terdiri dari dua baris; posisinya dapat saling berhadapan
ataupun saling bertolak belakang. Sapi yang ditempatkan saling berhadapan, maka
antara kedua baris kandang tersebut harus diberi gang sebagai jalan pada saat
memberi makan ataupun pada saat melakukan pengawasan dan lain sebagainya.
Sedangkan sapi yang ditempatkan saling bertolak belakang, maka di hadapan sapi
harus disediakan gang pula. Dengan demikian untuk sapi yang ditempatkan saling
bertolak belakang jumlah gangnya ada dua baris yang fungsinya sama seperti gang
yang berada di antara kedua baris kandang yang sapinya berhadap-hadapan.
Baik bentuk kandang tunggal ataupun
ganda, kedua-duanya dapat menggunakan sekat pemisah sebagai sistem kandang
konvensional, atau tanpa sekat pemisah sama sekali (kandang bebas). Konstruksi
kandang tipe tunggal ataupun ganda yang masing-masing dengan sistem
konvensionalnya atau bebas sama sekali tidak mengikat peternak, tergantung dari
ketersediaan lokasi, biaya yang tersedia (segi ekonomi), selera, populasi sapi
yang akan dipelihara, dan lain sebagainya.
sumber :
risandidevi.2017.syarat-syaratpemerahansapiperah.http://devirisandi.blogspot.co.id/2008/12/syarat-syarat-pemerhan-sapi-perah.html.diakses12januari2017
Komentar
Posting Komentar